BANDUNG, KOMPAS.com -
Sebanyak 1.700 coder di 28 kota/kabupaten di Indonesia berlomba memecahkan
masalah bangsa. Caranya dengan membuat aplikasi kependudukan.
"Banyak masalah di
Indonesia yang disebabkan belum bagusnya sistem kependudukan di
Indonesia," ujar penyelenggara Hackathon Merdeka 2.0, Ainun Nadjib di
Bandung, Sabtu (24/10/2015).
Nadjib menjelaskan,
kependudukan adalah masalah yang dekat dengan Indonesia. Mulai dari berapa
banyak yang putus sekolah, bagaimana kepemilikan kendaraan, berapa jumlah
pengangguran, siapa orang yang tengah membutuhkan, dan lainnya.
Akar persoalan
tersebut, sambung Nadjib, memang tidak bisa dipecahkan oleh coder. Karena
coder-coder ini berada di luar pemerintah.
"Tapi kita bisa
membantu memetakan gejala-gejala lewat aplikasi. Misalnya, berapa banyak siswa yang
putus sekolah," imbuhnya.
Sementara itu, Public
Relation Code4Nation (penyelenggara), Marina Kusumawardhani mengungkapkan,
setiap pulau di Indonesia ikut serta serempak menggelar acara ini.
Selain Indonesia, acara
ini digelar pula di Sydney. Marina menjelaskan, peserta terbanyak berada di
Bandung, Surabaya, dan Sumbawa. Untuk Bandung, sekitar 70 tim yang
masing-masing terdiri dari 3 orang ikut berpartisipasi.
"Selama 24 jam
mereka akan membuat aplikasi yang bisa digunakan masyarakat. Setelah 24 jam
dikumpulkan dalam bentuk aplikasi jadi atau konsep," tuturnya.
Bagi aplikasi yang
berupa konsep, mereka akan diberi waktu ssatu bulan untuk menyelesaikan.
Pemenang pertama dan kedua di tiap kota akan dikumpulkan di Jakarta dalam final
28 Oktober 2015 mendatang.
"Biasanya nanti
pemenang akan presentasi di hadapan Presiden Joko Widodo," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar